Bagi Rapor, si Juara Umum dan Juara Semangat



Hari ini pembagian rapor ka Alifya dan Aqeela. So, pagi-pagi jam 8 mama dah sampe sekolah kakak, SDIT Rahmaniyah. Untunglah sekolah kaka dan TKnya Aqeela deketan, jadi ga repot2 bangets. Mama dapat urutan ke-2, setelah mamanya...yah lupa, sapa ya? Yawda skip ajah, sekarang dah giliran mama nih. "Selamat ya mama, Alifya subhanallah cerdas dan semester ini prestasinya baik sekali. Alifya juara umum level 2 mama, peringkat 1 dari seluruh kelas di level 2." Alhamdulillah, pantesan kaka pede banget sering bilang,"ma, kayaknya kaka semester ini juara umum deh". Anyway, insyaAllah Alifya dapat hadiah dan penghargaan tapi akan diserahkan nanti setelah masuk di depan teman-teman, begitu kata bu guru. Jazakillah bu guru Holilah dan Nurhayati, atas kesabaran ibu membimbing kaka. Mudah-mudahan dengan prestasi ini kaka jadi tambah semangat dan rajin sholat yah. Senantiasa ingat dan bersyukur pada Allah yang sudah memberi kecerdasan pada Alifya. Dan teteup, kudu rajin mandi. We love you...

Saatnya ambil rapor Aqeela. Wah, mama penasaran nih sama rapornya Qeela. Maklum, beberapa bulan di sekolah Qeela masih cuek aja. Sibuk sendiri di kelas, pilih-pilih teman (kurang easy going), dan motorik kasar en halusnya kurang cepat terasah. Males2an siy. Malah sempat mogok ga semangat sekolah. Cape, katanya. Sampai2 mama minta di home visit sama bu Rita. Nah, setelah itu alhamdulillah Qeela lebih termotivasi bersekolah. Di kelas pun sudah lebih supel dan sangat ko-operatif. Baru deh keliatan aktifnya. Yaeyalah, asalnya kan emang cerdas dan aktif. So, rapor Aqeela juga memuaskan. Rata-rata 'berkembang sesuai harapan' atau nilainya antara A dan B. Dan Qeela pun dapet juara semangat! We love you...


Mama bangga dengan anak-anak mama. So, semua dapet oleh-oleh jus buah segar. Dan mainan puzzle 3 dimensi menyusun/merakit Dino dan Kastil. Plus buku Ibuku-Ayahku Pahlawanku bilingual. Liburannya nunggu kabar dari papa yaaa. Selesai ambil rapor, mampir dulu ke rumah trus ke kantor deh. Masih ada pe-er Laporan Pencapaian Sasaran Mutu buat Lokakarya Mutu tanggal 30-31 Desember. Hehe maaf ya Koord. lokakarya, kudunya disubmit kemarin nih, badan mama pegel2 semua lembur terus karena sistem akuntansinya belum sesuai keinginan, so...sering ketiduran sampe rumah. Semangat gede tenaga kurang, mana moody lagi. Ono-ono wae, ojo sakarepmu dong Ma (berhadiah senyum bagi yang tau artinya).

Eh, saat mama siap-siap ngerjain pe-er, Papa telpon. Tanya ini-itu tentang rapor anak-anak, trus dengan entengnya bilang," wah, pinter banget ya Kaka mirip banget sama aku ya" Yee kasian deh Papa, matematika aja ga ahli ngaku-ngaku pinter kayak kaka. Kalo soal cerdas mah, tentyu menurun dari mama...narsis dot com bole kan? Tapi biarlah supaya Papa senang, biar tambah semangat menjemput rejeki!




Satu Episode Kehidupan Muslimah Biasa

Ia adalah sesosok muslimah biasa. Jalan hidupnya pun biasa-biasa saja. KeMahaBesaran Allah jua yang menjadikannya senantiasa dilimpahi nikmat dan kemudahan dalam hidupnya. Ia bukanlah muslimah yang pintar, namun lagi-lagi Allah memudahkannya dapat mengecap pendidikan sejak TK hingga Pascasarjana, semuanya di institusi pendidikan yang cukup bergengsi di Indonesia dan lulus dengan tidak mengecewakan. Berbekal pendidikan itu pula ia memperoleh pekerjaan di perusahaan-perusahaan yang cukup besar dalam industri jasa keuangan. Dan sudah pasti karena Rahman-nya Allah setiap pekerjaan ia peroleh dengan cara yang mudah, layaknya keberuntungan saja.

Tak cuma pekerjaan, bahkan ihwal jodoh sang muslimah didapatkan melalui jalan yang sederhana dan tidak rumit. Permintaan ta’aruf, istikhoroh, beberapa pertemuan dikawal tim sukses dari pihak sang muslim yang berlanjut khitbah dan walimatul ’ursyi. Mengingati perjalanan jodoh tersebut laiknya kisah dalam sinetron saja yang dilalui muslimah ini. Ah, andai ia diberi kesempatan dan kemampuan, mungkin akan dituangkannya dalam bentuk cerpen cinta berbingkai keindahan cinta-Nya. Seorang suami yang hanif insyaAllah cocok untuk menjadi imam yang setia pula menjadi teman belajar dalam menata keluarga samara. Amiin Allahumma amiin, demikian muslimah mengaminkan kalimat diatas. Kisah muslimah dengan sang imam kemudian adalah kisah luarbiasa seiring turunnya karunia dan amanah kunci surga berupa bidadari-bidadari yang dikirim bagi mereka dari taman surga.

Dengan limpahan nikmat yang dikaruniakan Allah padanya, ia merasa syukurnya belum seberapa. Masih banyak yang harus ditunaikan untuk mensyukuri segala nikmat tersebut. Selama ini baru sebatas syukur jangka pendek yang diwujudkannya. Jauh dilubuk hati muslimah biasa terbetik keinginan untuk mewujudkan syukur jangka panjang, sepanjang hayat di kandung badan. Namun tak seorang manusia pun yang tahu panjang pendek sisa umurnya bukan? Sehingga muslimah memaknainya sebagai syukur yang kontinyu, tanpa lelah dan pamrih, karena Sang Maha Kaya dan Perkasa pun tak pernah pamrih akan kasih-Nya.

Kiranya bentuk syukur sederhana terurai berikut yang menjadi pengharapan sang muslimah. Karena sadar bahwa kapasitas keilmuan dunia apalagi akhiratnya bukanlah apa-apa jika Yang Maha Pemberi Ilmu tidak mengijinkannya mengetahui melainkan sedikit, maka yang bukan apa-apa itulah yang akan dibagikannya secara cuma-cuma kepada sesiapa yang memerlukan. Selain itu, rupanya kekaguman sang muslimah kepada Ummul Mukminin Khadijah al Kubra, membuatnya berharap ia dapat meniti jalan yang sama yang dilalui beliau. Kenangan terindah, itulah Khadijah, sebagaimana sabda suaminya tercinta, Rasulullah:....Ia beriman padaku ketika semua manusia ingkar. Ia membenarkanku ketika seluruh manusia mendustakan. Ia membantuku dengan hartanya ketika semua manusia menahan harta mereka...” (HR Ahmad).

Betapa ingin sang muslimah menjadi kenangan terindah disisi keluarganya bahkan teman dan siapa pun yang mengenalnya. Terbayang seandainya ia dapat berbagi apa yang diamanahkan padanya saat ini, ilmu-harta-tenaga-waktu tanpa berkalkulasi konsekuensinya. Ilmu tentu takkan habis meski dibagi-bagi kepada sebanyak-banyak manusia, dan ilmu harus tetap dipelajari karena sesungguhnya sebanyak-banyak ilmu yang diketahui manusia hanya sedikit. Muslimah berandai ia berani mengambil tantangan menyemai majelis-majelis dzikir dan ilmu, mengkaji ayat-ayat qauniyah dan qauliyah bersama sesama manusia disekitarnya.

Dan bersedekah, muslimah yakin sedekah akan melunturkan dosa dan khilaf yang diperbuatnya sebagai anak, istri, ibu dan manusia biasa. Muslimah biasa tidak memungkiri bahwa dunia ibarat air laut, hanya menambah dahaga. Sementara membagikan nikmat kepada yang lebih berhak ibarat memberi seteguk air pelepas dahaga bagi musafir, pastilah menimbulkan efek balik kenikmatan yang lebih. Dan bukanlah efek balik yang diharapkan sang muslimah, insyaAllah, menjumpai prosesnya saja adalah sebuah nikmat dan pencapaian yang besar atas pengharapannya.

Terkesan akan kecintaan Rasulullah pada anak yatim dan dhuafa, sang muslimah pun menginginkan yatim dan dhuafa sebagai karibnya. Alangkah damainya jika yatim dan dhuafa memiliki saudara bercerita dan berempati sehingga dunia menjadi ladang garapan bersama yang siap ditanami bibit amal saleh dan ibadah sebagai bekal akhirat kita sebagai manusia, demikian asa muslimah biasa. Dan hari-hari muslimah biasa selanjutnya adalah usaha dan do’a, agar Allah Penguasa Semesta meridhoi saat hidup dan matinya.

Shaf

Tengah kudirikan raka’at demi raka’at yang kian hari
terasa menghampa
ketika gerimis itu menderas
hati tersiram basah hidayah-Mu,
terdesak kerinduan akan cinta-Mu

Duhai, Zat yang Maha
Jangan biarkan hamba menjadi
sebutir garam
di samudera kehidupan
Tak berarti apa-apa

Entah gundah apalagi yang kan menjumpa esok
Masih tangan ini berusaha menyusun
Shaf demi shaf
memperjuangkan sebuah jalan
sementara anak sungai
membelah pipi
menyapu kotoran hati
Seijin-Mu ya Al Ghoffar
terpacu selaraskan getaran hati
dengan melodi tasbih jagad raya

Tertatih menapaki jalan mendaki
nuju singgasana benderang-Mu
saat mengata, melihat, mendengar, mencium dan
merasa
keMaha-an-Mu.

Jakarta, 1995. Catatan saku seorang mhs feui.

Selamat Hari Ibu, I Love You All SuperMoms


Pinjam gbr. dari www.omahaballoon.com

Pembagian yang Diberkati

Seorang sahabat yang mulia, Abu Qallabah Ra berkisah:

Ketika aku sedang berjalan, tiba-tiba aku melihat awan berarak-arak di langit menuju suatu tempat. Lalu aku seperti mendengar suara yang memerintahan awan-awan itu: ”Siramkan airmu ke ladang si Fulan!” Aku begitu penasaran dengan peristiwa tersebut, maka kuikuti terus kemana awan itu berarak. Setelah sampai di ladang si Fulan, awan-awan tersebut menumpahkan air hujan seluruhnya ke ladang itu. Sesudah hujan lebat usai, aku berusaha menemui pemilik ladang itu dan bertanya,”Wahai saudaraku, apa yang telah Anda lakukan selama ini sehingga ladang Anda begini subur karena sepertinya sering disirami air hujan?”

Lelaki itu menjawab kepadaku dengan tawadhu,”Ya sahabat, yang kulakukan selama ini hanyalah, bila aku diberi karunia oleh Allah Ta’ala, aku selalu membagi hasil panenannya menjadi tiga bagian. Satu bagian untuk para fakir miskin, satu bagian untuk diri dan keluargaku, dan satu bagian lagi kupakai untuk membeli bibit untuk ditanam kembali.”

Sumber: Aniesul Mukminin, Shafwak Sa’dallah al Mukhtar