Please Deh, Jangan Ada Dusta Diantara Kita
PNS : Sebuah Status Seribu Kisah
Memang sih ini bukan kali pertama aku ikut tes CPNS. Pernah dua-tiga kali di Pemda suatu kota/kabupaten, tapi belum berhasil lulus. Mungkin saat itu emang niatnya belum kuat, sehingga belum masuk kriteria "faidza azzamtu fa tawakal 'alallah" jadinya gada keikhlasan dan yasutralah belum saatnya. Nah, kali ini berbekal kepasrahan dan mencoba mengikhlaskan keputusan ikut suami untuk boyongan ke kampungnya, maka do'aku kemudian...."Ya Allah, pilihkanlah yang terbaik bagi dunia dan akhirat kami serta keluarga kami dan jika memang menjadi PNS ini jalanku/rezekiku maka ikhlaskan dan mudahkanlah segala urusanku". Kedengarannya sudah lumayan pasrah ya padahal sempat juga sih ketika bingung dan sedikit perasaan 'sok pinter' plus juga keinginan membahagiakan ortu dan suami, maka sempat do'aku seperti ini...."Ya Allah, luluskanlah aku dalam tes CPNS ini" (malu lah kalo ga lulus, katanya alumni center of excellence dan PSIMnya) hehe begitulah sejujurnya.
Dan ketika pada akhirnya (halah bahasanya cha) diriku mencoba ikhlas menyerahkan semua urusan dan pilihan kepada Allah eh ndilalah koq ya keputusannya seperti ini dan namaku yang bagus tertera disitu nomer urut 203 (please jangan dipasang buat togel). Suami dan keluarga besar kami hepi (itu yang terpenting)...berbahagialah diriku bisa membuat orang2 yang kukasihi bahagia ^_^. Nah, alhamdulillah kan aku tuh ga bodo2 banget lha wong terpampang di pengumuman kelulusan di BKPP (dahulu BKD) yang lengkap dengan nilainya aku ranking 1 di daftar kelulusan hehe koq iso ya. Akhirnya dengan didampingi Manajer & Humasku (masku tercintah), aku ngurus surat-surat (SKCK, Surat Keterangan Kesehatan Jasmani dan Rohani, Surat Keterangan tidak mengkonsumsi/menggunakan narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat adiktif lainnya, Surat2 Pernyataan cem macem plus legalisir Ijazah SD, SMP, SMA dan Ijazah S1). Nah saat legalisir ijazah S1 ini juga sempat muncul lagi perasaan 'rendah diri' ah koq ya mau2nya aku sekarang jadi PNS entry level padahal teman se-angkatan kuliahku dulu dah jadi Dekan di kampusku, jadi yang neken/tandatangan pengesahan ijazahku nanti beliau, ahai malunya dirikuh. Yah, sudahlah...harus banyak2 istighfar dan kembali bersyukur, kan sejak awal niatnya demi menjadi istri sholeha aku nunut (ikut) suami dan biar aku ada status/kerjaan disana...jadi, alhamdulillah 3x meski sempat hectic tapi akhirnya semua berjalan lancar dan urusan rerepot pemberkasan dah selesai. So, jangan tanyakan lagi mengapa aku kini menyandang status ituh ya. Cukuplah kisah dalam bab ini, lanjutkan bab lainnya yang insyaAllah mudah-mudahan berkah, hepi, sejahtera dan lancar jayaaa, amiin. “Wa maan yattaqillaaha yaj'al lahu mahroja wa yarzuqhu minhaitsu layahtasib…Wamaa yattawaqal 'alallaahi fahuwa hasbuhu innaallaha balighu amrihi qad ja'alallaahu liqulli syai'in qodro”
Back to Blog
Senangnyaaa bisa posting di blog lagi. Hhh katanya mo jadi penulis tapi nulis disini aja bisa bolong berbulan-bulan, gimana nih. Ada sih alasannya, banyaaak...biasalah ibu2 suka BCA (banyak cari alesan). Tapi yg paling masuk akal sih, dan emang bener alias bukan alesan yg dibuat2, karena selama 7 bulan ini fokus di kehamilan dan melahirkan. Lha wong Tugas Negara dan Jihad seorang Mama ya super penting lah, top priority. Alhamdulillah bulan Agustus lalu sudah berhasil selamat lahir batin 'menampilkan' ke dunia ini seorang baby Almira Radhiah yang sehat cantik dan berkulit eksotik, imut dan lutuuu banget. Another baby girl...alhamduliLlah, tapi kapan baby boy-nya ya? Sedihnya, dede Almira belum sempat tampil nih di diary mama Echa. Tapi mama janji, postingan selanjutnya pasti deh baby Almira jadi cover dan kisah utama.
Anyway, alhamduliLlah hari ini dapat tiket pulang ke Depok. Sekalian mau nyoba rute penerbangan (relatif) baru nih dari Bandara Silampari Lubuklinggau langsung ke Bandara Soetta Jakarta. Harga tiketnya normal 650rb rupiah. Iya nih, mama Echa sudah 3 hari ini terdampar di pulau Sumatera bagian Selatan di kota Lubuklinggau dalam rangka mengurus pindah kewarganegaraan kesana insyaAllah. Namanya juga istri sholeha (amiin3x insyaAllah) jadi ya mau engga mau ikut suami. Huhuhu padahal aq belum dapet onta merah Hummer, belum disediain rumah idaman...tapi mau gimana lagi, papa Rudi sudah terlanjur bilang..."pulang kampung nih (gaya Obama)" so, BismiLlaahi tawakkalna ala'Llah, siap2 go local. Mudah2an dari local dapet jalan tuk go international...kali2 aja ada yg mo sekolahin doktor di LN, amiin. Dah ah, siap2 pulang ke rumah Depok dulu yaaa...mama's coming home lovely girls and baby Almira...miss you honey ^_^
Gaza Tidak Membutuhkanmu
Di atas M/S Mavi Marmara, di Laut
Tengah, 180 mil dari Pantai Gaza.
Sudah lebih dari 24 jam berlalu
sejak kapal ini berhenti bergerak karena sejumlah alasan, terutama
menanti datangnya sebuah lagi kapal dari Irlandia dan datangnya sejumlah
anggota parlemen beberapa negara Eropa yang akan ikut dalam kafilah
Freedom Flotilla menuju Gaza. Kami masih menanti, masih tidak pasti,
sementara berita berbagai ancaman Israel berseliweran.
Ada banyak
cara untuk melewatkan waktu – banyak di antara kami yang membaca
Al-Quran, berzikir atau membaca. Ada yang sibuk mengadakan halaqah.
Beyza Akturk dari Turki mengadakan kelas kursus bahasa Arab untuk
peserta Muslimah Turki. Senan Mohammed dari Kuwait mengundang seorang
ahli hadist, Dr Usama Al-Kandari, untuk memberikan kelas Hadits Arbain
an-Nawawiyah secara singkat dan berjanji bahwa para peserta akan
mendapat sertifikat.
Wartawan sibuk sendiri, para aktivis –
terutama veteran perjalanan-perjalanan ke Gaza sebelumnya –
mondar-mandir; ada yang petantang-petenteng memasuki ruang media sambil
menyatakan bahwa dia "tangan kanan" seorang politisi Inggris yang pernah
menjadi motor salah satu konvoi ke Gaza.
Activism
Ada
begitu banyak activism, heroism. Bahkan ada seorang peserta kafilah
yangmengenakan T-Shirt yang di bagian dadanya bertuliskan "Heroes of
Islam" alias "Para Pahlawan Islam." Di sinilah terasa sungguh betapa
pentingnya menjaga integritas niat agar selalu lurus karena Allah
Ta'ala.
Yang wartawan sering merasa hebat dan powerful karena
mendapat perlakuan khusus berupa akses komunikasi dengan dunia luar
sementara para peserta lain tidak. Yang berposisi penting di negeri
asal, misalnya anggota parlemen atau pengusaha, mungkin merasa diri
penting karena sumbangan material yang besar terhadap Gaza.
Kalau
dibiarkan riya akan menyelusup, na'udzubillahi min dzaalik, dan semua
kerja keras ini bukan saja akan kehilangan makna bagaikan buih air laut
yang terhempas ke pantai, tapi bahkan menjadi lebih hina karena menjadi
sumber amarah Allah Ta'ala.
Mengerem
Dari waktu ke waktu,
ketika kesibukan dan kegelisahan memikirkan pekejaan menyita kesempatan
untuk duduk merenung dan tafakkur, sungguh perlu bagiku untuk mengerem
dan mengingatkan diri sendiri. Apa yang kau lakukan Santi? Untuk apa kau
lakukan ini Santi? Tidakkah seharusnya kau berlindung kepada Allah dari
ketidakikhlasan dan riya? Kau pernah berada dalam situasi ketika orang
menganggapmu berharga, ucapanmu patut didengar, hanya karena posisimu di
sebuah penerbitan? And where did that lead you? Had that situation led
you to Allah, to Allah's blessing and pleasure, or had all those times
brought you Allah's anger and displeasure?
Kalau hanya sekedar
penghargaan manusia yang kubutuhkan di sini, Subhanallah, sungguh banyak
orang yang jauh lebih layak dihargai oleh seisi dunia di sini. Mulai
dari Presiden IHH Fahmi Bulent Yildirim sampai seorang Muslimah muda
pendiam dan shalihah yang tidak banyak berbicara selain sibuk membantu
agar kawan-kawannya mendapat sarapan, makan siang dan malam pada
waktunya. Dari para ulama terkemuka di atas kapal ini, sampai beberapa
pria ikhlas yang tanpa banyak bicara sibuk membersihkan bekas puntung
rokok sejumlah perokok ndableg.
Kalau hanya sekedar penghargaan
manusia yang kubutuhkan di sini, Subhanallah, di tempat ini juga ada
orang-orang terkenal yang petantang-petenteng karena ketenaran mereka.
Semua
berteriak, "Untuk Gaza!" namun siapakah di antara mereka yang
teriakannya memenangkan ridha Allah? Hanya Allah yang tahu.
Gaza
Tak Butuh Aku
Dari waktu ke waktu, aku perlu memperingatkan
diriku bahwa Al-Quds tidak membutuhkan aku. Gaza tidak membutuhkan aku.
Palestina tidak membutuhkan aku.
Masjidil Aqsha milik Allah dan
hanya membutuhkan pertolongan Allah. Gaza hanya butuh Allah. Palestina
hanya membutuhkan Allah. Bila Allah mau, sungguh mudah bagiNya untuk
saat ini juga, detik ini juga, membebaskan Masjidil Aqsha. Membebaskan
Gaza dan seluruh Palestina.
Akulah yang butuh berada di sini,
suamiku Dzikrullah-lah yang butuh berada di sini karena kami ingin Allah
memasukkan nama kami ke dalam daftar hamba-hambaNya yang bergerak -
betapa pun sedikitnya - menolong agamaNya. Menolong membebaskan Al-Quds.
Sungguh
mudah menjeritkan slogan-slogan, Bir ruh, bid dam, nafdika ya Aqsha.
Bir ruh bid dam, nafdika ya Gaza!
Namun sungguh sulit memelihara
kesamaan antara seruan lisan dengan seruan hati.
Cara Allah
Mengingatkan
Aku berusaha mengingatkan diriku selalu. Namun Allah
selalu punya cara terbaik untuk mengingatkan aku.
Pagi ini aku
ke kamar mandi untuk membersihkan diri sekedarnya - karena tak mungkin
mandi di tempat dengan air terbatas seperti ini, betapa pun gerah dan
bau asemnya tubuhku.
Begitu masuk ke salah satu bilik, ternyata
toilet jongkok yang dioperasikan dengan sistem vacuum seperti di pesawat
itu dalam keadaan mampheeeeet karena ada dua potongan kuning coklaaat
menyumbat lubangnya! Apa yang harus kulakukan? Masih ada satu bilik
dengan toilet yang berfungsi, namun kalau kulakukan itu, alangkah tak
bertanggung-jawabnya aku rasanya? Kalau aku mengajarkan kepada anak-anak
bahwa apa pun yang kita lakukan untuk membantu mereka yang fii
sabilillah akan dihitung sebagai amal fii sabilillah, maka bukankah
sekarang waktunya aku melaksanakan apa yang kuceramahkan?
Entah
berapa kali kutekan tombol flush, tak berhasil. Kotoran itu ndableg
bertahan di situ. Kukosongkan sebuah keranjang sampah dan kuisi dengan
air sebanyak mungkin – sesuatu yang sebenarnya terlarang karena semua
peserta kafilah sudah diperingatkan untuk menghemat air - lalu
kusiramkan ke toilet.
Masih ndableg.
Kucoba lagi menyiram
Masih
ndableg.
Tidak ada cara lain. Aku harus menggunakan tanganku sendiri
Kubungkus
tanganku dengan tas plastik. Kupencet sekali lagi tombol flush. Sambil
sedikit melengos dan menahan nafas, kudorong tangan kiriku ke lubang
toilet.
Blus!
Si kotoran ndableg itu pun hilang disedot pipa
entah kemana
Lebih dari 10 menit kemudian kupakai untuk
membersihkan diriku sebaik mungkin sebelum kembali ke ruang perempuan,
namun tetap saja aku merasa tak bersih. Bukan di badan, mungkin, tapi di
pikiranku, di jiwaku.
Ada peringatan Allah di dalam kejadian
tadi - agar aku berendah-hati, agar aku ingat bahwa sehebat dan
sepenting apa pun tampaknya tugas dan pekerjaanku, bila kulakukan tanpa
keikhlasan, maka tak ada artinya atau bahkan lebih hina daripada
mendorong kotoran ndableg tadi.
Allahumaj'alni minat tawwabiin
Allahumaj'alni
minal mutatahirin
Allahumaj'alni min ibadikassalihin
29 Mei
2010, 22:20
Santi Soekanto
Ibu rumah tangga dan wartawan yang
ikut dalam kafilah Freedom Flotilla to Gaza Mei 2010.
http://www.detiknews.com/read/2010/05/31/152331/1366781/10/tulisan-terakhir-santi-sehari-sebelum-diserang-israel?991101605 (fay/nrl)
Sosok Ayah Bagi Putrinya
Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.
tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?
tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu...
Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya" ,
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
"Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa :)
Papa harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu.....
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....
Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
Papa telah menyelesaikan tugasnya....
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal.