Just Syariah!

Postingan sebelumnya mengenai dasar-dasar investasi (konvensional) sekedar memberikan pencerahan (moga2) buat teman-teman semua. Saya sebut konvensional karena bicara tentang investasi tentu banyak beririsan dengan konsep interest alias bunga, selain itu juga untuk membedakan dengan yang syariah (bebas bunga). Bagi teman-teman muslim tentu memanfaatkan ilmu tsb sebagai masukan saja, untuk aplikasinya gunakan prinsip manajemen investasi syariah agar sukses dunia akhirat. Konsep mudahnya, untuk melihat apakah bank kita, asuransi kita, investasi kita (dlm berbagai tipe) sudah masuk kategori syariah adalah; dengan ketiadaan unsur maisir, ghoror dan riba (maghrib) dan akadnya sesuai syariah.

Lebih lanjut tentang ekonomi syariah dan instrumen2 pendukungnya insyaAllah akan saya posting disini. Setelah saya selesai revisi tesis dan mengumpulkannya ke sekretariat sbg syarat dapet ijazah serta untuk didokumentasikan di perpustakaan sapa tau bermanfaat buat yang lain sebelum ditegor sekretariat dan malu banget deh ketemu penguji en pembimbing pdhl harusnya dah selesai sblm wisuda kemarin. Ya Allah mama Echa, malu banget tau ga!!! Mohon maaf ya pihak berwenang dan astaghfirullah al adziim (beginilah kalo lagi ga fokus dan banyak pikiran...mikir mulu ga dikerja2in). Dan yang paling penting setelah saya stulit (studi literatur) dulu ya supaya ga salah sehingga informasi yang sampai kpd teman-teman benar2 bisa bermanfaat dan saya ga diomelin DSN.

1 komentar:



Pangeran Admin mengatakan...

Wah, kalau dikasih kopian tesisnya juga mau, Mah....hehehe

Saya sempat belajar Ekonomi syariah, tetapi sedikit....^_^

Menurutku, ekonomi syariah yang berkembang di Indonesia ini cenderung kapitalistik.....hehehe, sebab terlalu banyak ngurusi BMT, Bank, Reksadana, dan semua hal yang tak mampu diakses oleh masyarakat kecil.

BMT memang sedikit pro-rakyat, tetapi dalam prakteknya mereka selalu menetapkan bagihasil di depan (pas akad), belum lagi, pembiayaan mereka itu tanpa pendampingan yang jelas....sehingga, kalau anggota (nasabah) kolep mereka tak berani ikut nanggung kerugian, dengan alasan bukan kesalahan BMT....hahaha